Minggu, 20 September 2015

Samudera

Aku harus terus berjuang
Meski samudra ini tak bertepi
Perahu ku mulai koyak
Dihempaskan hujan angin dan badai

Ku memanggil tak ada balas
Ku bertanya tak ada jawab
Ku melihat tak ada sinar
Ku mencerna tak ada makna

Luka ini terus membiru
Peluh membanjiri raga
Rasanya ingin sekali menangis
Tapi yang ada hanya darah

Cukup, ku harus berjuang
Mengejar selama ini yang ketinggalan
Dia adalah alasannya

Sabtu, 19 September 2015

Don't give up on love

Saya selalu percaya bahwa kebaikan yang tulus akan sanggup menggetarkan dunia ini..
(Edwin Gore)

Rabu, 16 September 2015

Senin, 14 September 2015

DUNIA KEJAM, OMK MENAJAM



Sebenarnya ini adalah penggalan latar belakang di proposal, haha.. tapi karena saya anggap isinya menarik, jadi saya upload di blog, hihihihi..

Talk Show “(meski) Dunia Kejam, OMK (makin) Menajam”

Melihat bahwa perubahan zaman yang terus bergerak menuju ke arah mentalitas instan, teralu pragmatis, dan miskin pemaknaan, membuat dunia ini menjadi “tidak ramah” jika tidak mau dikatakan “kejam” untuk seorang Katolik khususnya orang muda. Hal ini semakin diperparah oleh keengganan untuk melihat kenyataan zaman yang secara de facto sudah sedemikian terhegemoni dan mengusik ini. Urgensitas menangkap “potret zaman” yang presisi menjadi sangatlah penting dan dibutuhkan sebagai  langkah awal untuk berpijak.
Tidak hanya lantas selesai dengan pijakan pertama yaitu secara “legowo” melihat potret kenyataan zaman dewasa ini, Orang Muda Katolik (OMK) sebagai cerminan wajah masa depan gereja, diajak untuk melihat potensi-potensi besar sebagai kader-kader Kristus di dunia ini. Keadaan yang senantiasa “menajam” dalam belantara dunia yang hiruk-pikuk ini, jika didasari oleh kesadaran diri akan potensi-potensi terpendam yang ingin coba digali dalam kerangka iman, pengharapan, dan kasih adalah sebuah keniscayaan. Keniscayaan untuk terus “menajam” ini, tentu dalam arti lain lalu memunculkan suatu “harapan” besar kepada OMK.
Pemilihan sarana yang tepat juga menjadi suatu urgensitas lanjutan dalam mengejahwantahkan kerangka berpikir dan idealisme tadi. Dialog dalam kemasan yang ringan namun substansial dianggap sangat sesuai sebagai media perantara kepada OMK dewasa ini. Kemasan ringan tadi dibentuk dalam sebuah format acara Talk Show dengan tema “(meski) Dunia Kejam, OMK (makin) Menajam” dan subtema potret dan harapan. Selain sebagai jawaban atas pentingnya momentum kebersamaan antar OMK se-Keuskupan Surabaya, namun lebih jauh daripada itu, kesadaran akan pentingnya pembangunan suatu konsepsi bersama yang diwakili oleh para narasumber nasional dan regional adalah yang ingin diperjuangkan lewat acara ini.
Berangkat dari pemwujudan semangat ARDAS Keuskupan Surabaya sebagai arah dan dasar dalam penyelenggaraan kegiatan kepemudaan, secara terukur ingin direalisasikan dalam kegiatan ini. Dewasa dalam iman coba diwujudkan dalam suatu penawaran konsepsi ide bersama berdasar cerminan gereja hidup. Lalu selain aspek guyub sebagai momentum kebersamaan antar OMK-OMK di Keuskupan Surabaya, juga diharapkan orang muda dapat hidup dalam kelimpahan akan semangat dan harapan. Tetapi yang paling terutama adalah harapan besar disematkan kepada OMK di Keuskupan Surabaya sebagai pelaku pelayanan dan missionaritas yang akan kembali ke “ladang” masing-masing membawa api dari pelayanan, missionaritas, dialog, dan pembangunan konsepsi dari para narasumber dan aspek-aspek pendukung dalam talkshow ini.


 http://cdn.ar.com/images/stories/2015/07/damascus-sword.jpg
Untuk ilustrasi "menajam", saya menggunakan gambar pedang damascus, hahaha..


Jumat, 11 September 2015

two wings..

About 2 or 3 days ago, I got a wedding invitation. It is so simple but somehow I like it so much. The invitation's design's very unique. But the most interesting one is the quote. I rewrite the quote bellow:

"Laki laki-laki dan perempuan adalah seperti dua sayap dari seekor burung.
Jika kedua sayap sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya.
Jika patah satu daripada dua sayap itu maka tak dapatlah terbang burung itu sama sekali." 
 --Soekarno--

Senin, 07 September 2015

Salah dan Benar

Pandji Pragiwaksono pernah bilang yang kalau nggak salah ngutip bahwa "salah biasa aja, bener juga nggak usah belagu".

Kita sering sekali membawa-bawa rasa tersinggung dan jumawa dalam perkataan dan tindakan kita. Hal-hal inilah yang membuat kebenaran dan kesalahan menjadi abu-abu.

Orang yang jelas-jelas sudah salah menjadi punya hak dan bargain lebih ketika ia menjadi tersinggung. Akhirnya, malah orang yang sudah repot-repot menyempatkan diri untuk menganalisa kesalahan dan sangat hati-hati menyampaikan bahwa "anda kurang tepat" menjadi dianggap tidak sopan, tidak ramah, dll.

Akhirnya perhatian menjadi lebih kepada "penerimaan" daripada pada sesuatu yang lebih fundamental, yaitu kesalahan itu sendiri. Dampaknya, perkembangan manusia ke arah yang lebih baik akan sangat lambat karena kesalahan itu sendiri selalu ada dalam status quo.

Belum lagi ketika kita ada dalam situasi yang benar. Kita secara langsung atau tidak langsung berperilaku "arogan" secara intelektual. Dampaknya hampir sama dengan kesalahan, yaitu aspek pride dan gengsi-lah yang lebih dominan dan akhirnya membuat kebenaran tadi menjadi kabur. Atau bahkan dalam dampak tertentu, membuat "kebenaran tadi menjadi dibenci". Ini dampak yang paling berbahaya.

Marilah kita fokus pada kesalahan dan kebenaran tadi. Anasir-anasir yang malah membuatnya menjadi abu-abu mari perlahan-lahan kita hilangkan.

Fokus terutamanya adalah
1. Kalau ada yang salah, ya diakui lalu diperbaiki.
2. Kalau sudah benar, ya diakui lalu dipertahankan.
3. Nggak usah lebay.

Jika ini dilakukan, maka hidup ini akan menjadi lebih sederhana dan lebih mudah menuju kebaikan.

Rabu, 02 September 2015

Rendah hati..

Bentuk belajar yang paling awali dan hakiki adalah dengan mengakui kesalahan.. 
(Edwin Gore)