Kamis, 05 Februari 2015

Laporan Kegiatan Pembekalan Kader Pembauran Kebangsaan yang dilaksanakan oleh Kantor Bakesbangpol dan Linmas Pemerintah Kota Surabaya



Pemerintah Kota Surabaya mengadakan pembekalan Kader Pembauran Kebangsaan yang telah dilaksanankan pada 21-23 November 2014 bertempat di Graha Residen, Jl. Darmo Harapan No. 1 Surabaya. Tema yang diusung kali ini adalah “Mempersiapkan Tenaga Pembauran Kebangsaan dalam Menghadapi AFTA 2015”. Peserta yang disasar dalam kegiatan ini berasal dari berbagai latar belakang Agama, Ras, Suku, dan Kepercayaan yang ada di Kota Surabaya. Terdiri dari suku Batak, Jawa, Minang, Maluku, Toraja, Papua, Aceh, Bali, Tionghoa, dan suku-suku lain dari seluruh Indonesia. Juga berdasar latar belakang agama dan kepercayaan seperti Kristen, Hindu, Kong Hucu, Islam, Budha, Kejawen, dan Katolik.
Perwakilan Katolik dikirim oleh Keuskupan Surabaya dari perwakilan Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan (HAK) Keuskupan Surabaya. Perwakilan tersebut terdiri dari 4 orang, yaitu Edwin Gore, Jonathan, Edo, dan Teta. Berbekal dengan surat tugas dari HAK dan undangan dari panitia, berangkatlah kami mengikuti kegiatan selama 3 hari 2 malam tersebut.
Mula-mula kami berkumpul di Kantor Kantor Bakesbangpol dan Linmas Pemerintah Kota Surabaya pada Jumat, 23 November pukul 08.00 pagi untuk berangkat ke lokasi acara menggunakan Bus Pemkot sebanyak 3 buah. Setelah registrasi, makan pagi, dan mengambil beberapa perlengkapan peserta, kami langsung diarahkan  menuju bus yang sudah menunggu di kompleks pelataran kantor Pemerintah Kota Surabaya. Cukup lama kami harus menunggu peserta berkumpul sampai akhirnya bus berangkat dan tiba di lokasi acara pada sekitar pukul 11.00 siang.
Setibanya di Graha Residen, oleh panitia peserta sebanyak 65 orang, langsung diarahkan menuju aula tempat terselenggaranya kegiatan setelah sebelumnya dipersilakan untuk menikmati welcome drink. Kegiatan dimulai dengan pembukaan oleh panitia yang ditandai dengan sambutan dari Bapak Soemarno Kepala Dinas Bakesbangpol dan Linmas Kota Surabaya dan penyematan tanda peserta.
Setelah acara pembukaan, kami dipersilahkan untuk menikmati makan siang dan mengisi pretest kuisioner, setelahnya acara dilanjutkan dengan materi. Materi pertama adalah “Bangga Menjadi Warga Indonesia” yang disampaikan oleh Bapak Hayomi dari H.A.Y.O.M.I Personal Development. Materi pertama berisikan seputar kecintaan akan Bangsa dan Negara Indonesia. Materi yang disampaikan cukup menghibur karena ditunjang oleh pembawaan Bapak Hayomi yang juga adalah seorang motivator dan mantan penyiar. Aspek-aspek kebangsaan dan nasionalisme banyak disinggung dan coba dibangkitkan dengan media slide presentasi dan penyanyian lagu-lagu kebangsaan. Bapak Hayomi menutup presentasi dengan meminta kami para peserta untuk maju satu-persatu untuk mencium bendera merah putih sambil diiringi lagu-lagu kebangsaan.
Acara selanjutnya dilanjutkan dengan pemaparan materi kedua yang disampaikan oleh Dr. Fransisca Dwi Harjanti, M. Pd. dengan judul materi “Menumbuhkan Nasionalisme dalam Menghadapi AFTA 2015. Dimulai dengan pengenalan akan AFTA 2015, Dr. Fransisca menyampaikan kecintaan gaya baru akan bangsa dan negara. AFTA di satu sisi dapat membantu kemajuan perekonomian Indonesia juga membawa dampak lunturnya identitas kebangsaan. Perkembangan tekonologi dan arus kebebasan yang tidak dapat dibendung memerlukan dasar karakter kebangsaan yang wajib dimiliki oleh rakyat Indonesia.
Strategi-strategi seperti pernyiapan sumber daya manusia yang dapat bersaing di Era Perdangan Bebas adalah mutlak perlu. Tidak hanya dari kognitif, aspek nasionalisme dan kebangsaan sangat ditekankan oleh Dr. Fransisca, yang memperoleh gelar Doktor dari Universitas Negeri Surabaya ini. Diskusi yang berlangsung dengan cukup seru antara para peserta dan pemateri membuat peserta tergerak akan kecintaan pada tanah air.
Hari kedua dan ketiga kegiatan banyak didominasi oleh Out Bond dan game-game. Keakraban semakin muncul terlihat dari canda dan gurauan kami sesama peserta. Hal ini ditunjang pula karena panitia membagi kami terpencar dalam 6 kelompok dengan berbagai latar belakang yang berbeda-beda. Terlihat juga identitas kami telah menjadi satu yaitu identitas ke-Indonesian.
Yang menarik pada malam kedua adalah kegiatan pentas seni dari setiap kelompok yang ditampilkan setelah api unggun. Keceriaan kami semakin pecah ketika penampilan-penampilan kelompok dapat membuat gelak tawa dari para peserta. Salah satu dari kami yang berulangtahun juga menambah keakraban kami para peserta.
Hari ketiga kami para peserta diminta untuk menyelesaikan project membawa lilin secara sebagai satu keluarga menghadapi gempuran perang air yang dilancarkan oleh panitia. Setelah melakukan percobaan disebakan gempuran air yang cukup kuat, akhirnya seluruh peserta dapat menyelesaikan misi menghantar lilin ke tempat yang dituju. Sorak kegembiaraan menandai suka cita kami karena telah berhasil menyelesaikan misi sebagai satu keluarga. Puncak acara ditandai dengan Pembacaan Deklarasi Dukungan Pembauran Kebangsaan yang dipelopori oleh sahabat dari suku Minang. Aksi galang tanda tangan dari setiap peserta, upacara penutupan, dan sesi foto bersama menandai berakhirnya kegiatan yang sangat berkesan ini di hari ketiga. Semoga kegiatan semacam ini dapat berlangsung terus pada masa-masa akan datang sehingga terus terciptanya persatuan dan perdamaian di Indonesia khususnya di Kota Surabaya. (Edwin,Teta,& Edo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar